Demam Berdarah: Penemuan, Penelitian Bersejarah, dan Langkah Mencegahnya
Dalam blog ini kami akan menjelaskan tentang 3 hal, yaitu tentang asal muasal penyakit demam berdarah ditemukan, Penemu yang berdampak penting terhadap kesehatan manusia dari ancaman DBD, data terkini tentang DBD, dan tip agar tehindar dari demam berdarah


Apa itu DBD ?
Penyakit Demam Berdarah Dengue atau yang sering disebut DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh kontaminasi virus melalui nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus (1). DBD telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan khususnya bagi masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan tropis. Di Indonesia sendiri setidaknya terdapat tidak kurang dari 73 Ribu (2) kasus setiap tahunnya yang tercatat sejak tahun 2020 hingga 2023.
Awal mula DBD
Sebetulnya awal mula dari DBD ini berasal dari mana ya?
Pada awalnya epidemi besar dari penyakit DBD diduga terjadi di tiga benua (Asia, Afrika, dan Amerika Utara) pada tahun 1779 dan 1780, akan tetapi jauh sebelum itu ternyata ada catatan mengenai penyakit yang secara klinis mirip. Catatan paling awal yang ditemukan hingga saat ini terdapat dalam ensiklopedia tiongkok tentang gejala penyakit dan pengobatan, yang pertama kali diterbitkan selama dinasti Chin (265 hingga 420 Masehi) dan diperbarui secara resmi pada tahun 610 Masehi oleh Dinasti Tang dan lagi pada tahun 992 Masehi oleh Dinasti Sung Utara (3). Penyakit ini disebut sebagai racun air oleh orang Tiongkok dan dianggap terkait dengan serangga terbang yang berhubungan dengan air (4). DBD memiliki distribusi geografis yang sangat luas, bahkan DBD diketahui juga mewaba di Hindia Barat Prancis pada tahun 1635 dan di Panama pada tahun 1699.
Di abad ke - 20 sendiri, periode selama Perang Dunia ke II (1939-1945) menciptakan kondisi ideal untuk peningkatak penularan penyakit yang dibawa oleh nyamuk, dan dalam situasi inilah pandemi global demam berdarah dimulai (4). Dalam penyebaran penyakit ini manusia kana terinfeksi setelah diinfeksi oleh nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus DENV. Virus Dengue terdiri dar 4 serotipe, yaitu DENV-1, 2, 3, dan 4. Sekitar 3-6 milyar orang hidup di daerah yang merupakan daerah endemik dengue sehingga diperkirakan terdapat 390 juta kejadian infeksi. Gejala yang dirasakan oleh penderita DBD paling banyak merasakana demam, myalgia, sakit kepala, dan nyeri otot (5).
Ilmuwan Yang Berpengaruh Dalam Pengetahuan Demam Berdarah
Dari besarnya Ancaman yang timbul akibat DBD, diperlukan perkembangan ilmu pengetahuan yang konsisten untuk dapat meningkatkan kekebalan tubuh dari ancaman penyakit DBD. Dari berbagai cendikiawan yang berpartisipasi dalam perkembangan ilmu kesehatan bagi DBD, terdapat sosok yang begitu berpengaruh dari Indonesia. Prof. Dr. dr. Sumarmo Sunaryo Poerwo Soedarmo Sp.A (K) telah memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan khususnya tentang Demam Berdarah (6). Kiprah Prof. Sumarmo sebagai pelopor penelitian infeksi virus dengue di Indonesia diawali saat dilaporkannya kasus demam berdarah dengue (DBD) pertama kali di Surabaya dan Jakarta pada tahun 1968-1969. Sejak saat itu perhatian terhadap kejadian infeksi dengue di Indonesia meningkat.
Ketertarikan dan perhatian Prof. Sumarmo sangat besar pada diagnosis dan tatalaksana infeksi dengue. Beliau telah banyak melakukan penelitian dan membuat naskah ilmiah terkait infeksi dengue yang menjadi prioritas dalam penatalaksanaan infeksi DBD saat itu (6). Beliau juga terlibat secara aktif melakukan surveilens virus DHF, pendidikan kedokteran di seluruh Indonesia dan internasional dan berkontribusi membuat definisi untuk WHO tentang infeksi DHF berat. Salah satu contoh bagaimana pakar UI berkontribusi untuk masyarakat Indonesia dan dunia (6).
Tindakan pencegahan DBD
Setelah kita mengetahui asal muasal dari DBD dan tokoh yang berperan penting dalam meningkatkan pemahaman manusia tentang DBD, kita juga harus mengetahui upaya upaya yang dapat kita lakukan untuk dapat terhindar dari ancaman DBD. Dalam mencegah penyebaran wabah DBD Departemen Kesehatan RI mengerahkan beberapa upaya, salah satunya program 3M Plus, yang berarti menguras, menutup, dan memanfaatkan kembali (7).
Kamu dapat melakukan hal-hal sederhana untuk terhindar dari DBD, seperti:
1. Menguras bak mandi seminggu sekali
Genangan air merupakan tempat bagi nyamuk Aedes aegypti berkembang biak. Nyamuk betina pertama-tama akan bertelur pada dinding bak yang terisi air. Larva nyamuk yang menetas dari telur kemudian akan mendapat makanan dari mikroorganisme di sekitarnya (8).
2. Jangan menumpuk atau menggantung baju terlalu lama
Membiarkan baju menumpuk atau tergantung begitu lama dapat menjadi tempat favorit untuk dihinggapi nyamuk. Hal ini dikarenakan nyamuk menyukai aroma tubuh manusia. Jika Anda memang harus menyimpan kembali baju yang baru dipakai, lipat kemudian simpan pada tempat yang bersih dan tertutup (8).
3. Gunakan pakaian tertutup saat keluar rumah
Anda akan lebih rentan digigit nyamuk Aedes pada pagi dan sore hari. Sebagai cara pencegahan penularan DBD dari diri sendiri, kenakanlah pakaian panjang yang menutupi kulit (8).
4. Hias rumah dengan tanaman anti nyamuk alami
Selain yang sudah disebut di atas, Anda dapat memanfaatkan alternatif alami lainnya sebagai cara pencegahan demam berdarah (DBD) di rumah. Misalnya, menghias interior rumah dengan tanaman pengusir nyamuk seperti serai wangi, bunga lavender, daun peppermint, dan bunga geranium (8). Letakkan pot-pot kecil berisi tanaman tersebut di lokasi yang strategis, misalnya pojokan rumah, di dekat jendela, atau pintu-pintu masuk. Anda bisa juga menanam sebagiannya lagi di pekarangan rumah untuk menghalau nyamuk berkeliaran di luar. Terutama untuk jenis tanaman yang tidak bisa dipelihara dalam pot, seperti serai dan lemon balm (8).
5. Vaksin DBD
Setelah beragam upaya untuk melindungi diri dari sisi eksternal, selanjutnya kita juga harus melindungi diri dari sisi internal dengan cara melakukan vaksinasi Demam Berdarah untuk memperkuat kekebalan tubuh !!
Kesimpulan
DBD adalah sebuah penyakit serius yang dapat mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan cepat, ditularkan dari nyamuk Aedes aegypti, DBD dapat menyebabkan gejala-gejala serius seperti perdarahan, demam tinggi, mual dan nyeri. Juga, jika dibiarkan cukup lama penyakit DBD dapat menyebabkan syok atau istilah medisnya Dengue Shock Syndrome (DSS) yang bisa menyebabkan kematian. Maka dari itu pengetahuan akan DBD penting untuk diketahui, mulai dari cara pencegahan dan pengobatannya.
Tingkatkan kesadaran diri tentang bahaya ancaman DBD dengan mengetahui kegiatan-kegiatan yang dapat menjauhkan diri dan orang-orang tersayang dari ancaman demam Berdarah. Bagi anda yang ingin mencegah atau mengobati diri dan keluarga dari DBD, Mendapatkan Vaksin QDenga (DBD) di Klinik Srikandi Medikus dapat membuat sistem imun lebih kebal terhadap virus dengue, sehingga dapat melawan virus tersebut dengan efektif dan cepat.
Pilih Vaksinasi Demam Berdarah bersama Srikandi Medikus, selagi ada promo spesial untuk anda yang mau menjaga diri dari ancaman Demam Berdarah !!

